cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner
ISSN : 25409492     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner merupakan media elektronik yang digunakan sebagai wadah penyebaran hasil-hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala yang ditulis bersama dengan dosen pembimbingnya. Naskah/artikel yang diterbitkan telah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan penyunting JIMVET. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner untuk saat ini menerbitkan naskah ilmiah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter Hewan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner terbit dengan satu volume dan empat nomor dalam setahun (Fabruari, Mei, Agustus, dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL" : 6 Documents clear
ANALISIS KONSENTRASI HORMON IGF-1 CAIRAN FOLIKEL OVARIUM SAPI ACEH DARI LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN (RPH) BANDA ACEH. (Analysis of IGF-1 Hormone Concentration in Ovary Follicular Fluid of Aceh Cow from Animal Slaughterhouse in Banda Aceh) Nabilah Putroe Agung; Mulyadi Adam; Gholib Gholib; Juli Melia; Ummu Balqis; Triva Murtina Lubis
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.7873

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi hormon IGF-1 pada cairan folikel ovarium sapi aceh. Cairan folikel diaspirasi dari 30 pasang ovarium yang dikoleksi dari 30 ekor sapi aceh di Rumah Potong Hewan (RPH) Banda Aceh. Cairan ovarium dikoleksi berdasarkan ukuran folikel dan diidentifikasi ada tidaknya korpus luteum (CL). Ukuran folikel dikategorikan menjadi tiga (3) kategori yaitu folikel kecil (Ø1˗˗5 mm), folikel sedang (Ø5˗˗8,5 mm), dan folikel besar (Ø≥8,5 mm).  Pengukuran konsentrasi hormon IGF-1 dilakukan dengan metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12 ovarium (40%) memiliki CL dan 18 ovarium (60%) tidak memiliki CL. Konsentrasi hormon IGF-1 pada ovarium yang memiliki CL dengan kategori folikel kecil dan sedang masing-masing 17,39±7,24 ng/ml dan 0,1 ng/ml. Konsentrasi hormon IGF-1 pada ovarium tanpa CL dengan kategori folikel kecil, sedang, dan besar masing-masing 8,81±2,73 ng/ml, 2,09±0,27 ng/ml, 1,38±0,93 ng/ml. Rataan IGF-1 pada folikel kecil terlihat lebih tinggi baik pada ovarium yang memiliki CL maupun pada ovarium yang tidak memiliki CL, namun secara statistik tidak berbeda (p0,05). Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi hormon IGF-1 pada semua kategori folikel tidak berbeda baik pada ovarium yang memiliki CL maupun ovarium yang tidak memiliki CL. (This study was conducted to measure concentration of IGF- hormone in ovary follicular fluid of aceh cow. Follicular fluid was aspired from 30 ovarian pairs collected from 30 aceh cows in Banda Aceh animal slaughterhouse. Ovarian fluids are collected based on the follicle size and identified by the presence of the corpus luteum (CL). The size of the follicle are categorized in three categories: small (Ø1˗˗5 mm), medium (Ø5˗˗8.5 mm), and large (Ø≥8.5 mm) follicles. Measurement of IGF-1 concentration using an Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) method. Data were analyzed using a Kruskal-Wallis test. The results showed that 12 ovaries (40%) have CL and 18 ovaries (60%) have not CL. The concentrations of IGF-1 in the ovaries that have CL in small and medium follicles  were 17.39±7.24 ng/ml and 0.1ng/ml, respectively. The concentrations of IGF-1 in the ovaries without CL in small, medium, and large follicles were 8.81±2.73 ng/ml, 2.09±0.27 ng/ml, 1.38±0.93 ng/ml, respectively. The mean of IGF-1 concentration in small follicles was higher in both ovaries with CL or without CL, but it was not significantly different  (p0.05). It can be concluded that the concentration of IGF-1 in all categories of follicles did not differ either in ovaries with  CL and without CL.)
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Micrococcus luteus dan Staphylococcus epidermidis pada Ambing Sapi Aceh (Isolation and Identification Micrococcus luteus and Staphylococcus epidermidis Bacteria on the Udder of Aceh Cattle) Usma Aulia; Teuku Zahrial Helmi; Darmawi Darmawi; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.8630

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Micrococcus luteus dan Staphylococcus epidermidis pada ambing sapi aceh. Penelitian ini menggunakan metode Carter yang dianalisis secara deskriptif. Sampel yang digunakan adalah 10 ambing sapi aceh yang terdapat di UPT Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Kode sampel dibuat berdasarkan nomor yang terdapat pada telinga sapi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan swab steril, kemudian dikultur dalam media nutrient broth (NB) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 °C. Selanjutnya dilakukan penanaman pada media selektif mannitol salt agar (MSA) dan media blood agar (BA) lalu diinkubasi kembali selama 24 jam dengan suhu 37 °C. Koloni bakteri yang tumbuh terpisah pada media MSA dan BA diamati morfologi koloni bakteri, pewarnaan Gram, uji katalase dan uji biokimia (manitol dan glukosa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel swab ambing diidentifikasi 3 isolat Micrococcus luteus dan 7 isolat Staphylococcus epidermidis. Kesimpulan penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus epidermidis lebih sering berada pada ambing sapi aceh dibandingkan dengan keberadaan Micrococcus luteus (The aims of this study was to isolate and identify Micrococcus luteus and Staphylococcus epidermidis bacteria on the udder of aceh cattle. This study used Carter method which analyzed descriptively. The samples used were 10 udder of aceh cattle at UPT Hewan Coba faculty of Veterinary of Syiah Kuala University. The samples code created based on the number tag on the cattle’s ear. The sample was taken from cattle’s udder by using sterile swab cultured in nutrient broth (NB) media and incubated for 24 hours at 37 °C. Furthermore, cultured in mannitol salt agar (MSA) media and blood agar (BA) media then re-incubated for 24 hours at 37 °C. Bacterial colonies that grew apart on MSA and BA media were observed the morphology of bacterial colonies, Gram stained, catalase test and biochemical test (mannitol and glucose). The result of this study indicated that from 10 samples, identified 3 samples are Micrococcus luteus and 7 samples are Staphylococcus epidermidis. The conclusions of this study was Staphylococcus epidermidis bacteria was more common on the udder of aceh cattle than Micrococcus luteus bacteria).
JUMLAH LEUKOSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) JANTAN BERDASARKAN TINGKATAN UMUR DI PUSAT LATIHAN GAJAH (PLG) MINAS RIAU (Total Leukosit and Differential Leukosit of Male Sumatran Elephant (Elephas maximus sumatranus) Based on Age Level in the Elephant Exercise Center (PLG) Minas, Riau) Atikah Rahma Putri; Triva Murtina Lubis; Arman Sayuti
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.8596

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap jumlah leukosit total, basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) jantan berdasarkan umur di PLG Minas, Riau. Penelitian ini menggunakan sampel darah yang diambil dari 10 ekor gajah sumatera jantan dengan kisaran umur 6-35 tahun. Pengambilan darah dilakukan pada vena auricularis posterior dengan menggunakan vacutainer yang berisi antikoagulan. Jumlah leukosit dan diferensial leukosit ditentukan dengan hematology analyzer Sysmex XN-550. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan umur (25 tahun dan 25 tahun) dan dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata (±SD) jumlah leukosit total, basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit pada umur 25 tahun berturut-turut adalah 14,50±2,34 x103/µl, 0,18±0,08 %, 5,10±2,50 %, 23,56±5,28 %, 36,10±7,99 %, dan 35,06±7,66 % sedangkan pada umur 25 tahun berturut-turut adalah 11,09±3,61 x103/µl, 0,26±0,04 %, 3,74±1,51 %, 22,80±4,74 %, 38,82±12,56 %, dan 34,38±11,61 %.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umur tidak berpengaruh (P0,05) terhadap jumlah leukosit total, basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit pada gajah sumatera jantan di PLG Minas, Riau. (The aim of this study was to determine the effect of age on total number of leukocytes, basophils, eosinophils, neutrophils, lymphocytes, and monocyte of male sumatran elephants (Elephas maximus sumatranus) base on age in PLG Minas Riau. In the study was used blood samples collected from 10 males sumatran elephants with age range 6-35 years old. Blood was collected is done in the posterior auricular vein using a vacutainer containing anticoagulants. The leukocyte count and leucocyte differentials were determined by the Sysmex XN-550 hematology analyzer. The data obtained were classified by the age (25 years and 25 years) and analyzed by t test. The results showed that the mean (± SD) total leukocyte count, basophils, eosinophils, neutrophils, lymphocytes, and monocytes at age 25 years were 14.50±2.34 x103/μl, 0.18±0,08 %, 5.10±2.50 %, 23.56±5.28 %, 36.10±7.99 %, and 35.06±7.66 % while at age 25 years were 11.09±3.61 x103/μl, 0.26±0.04 %, 3.74±1.51 %, 22.80±4.74 %, 38.82±12.56 %, and 34.38±11.61%. Based on the result, it can be concluded that age has no effect (P0,05) on total leukocyte, basophils, eosinophils, neutrophils, lymphocytes, and monocytes in male sumatran elephants in PLG Minas, Riau.)
VISUALISASI LENDIR MUKOSA OS CERVICALIS EXTERNAL SAPI ACEH SEJAK AWAL BERAHI MENGGUNAKAN ALAT INSEMINASI BUATAN (IB) BERKAMERA (VISUALIZATION OF EXTERNAL CERVICALIS MUCOSAL MUCOSE OS IN ACEH CATTLE SINCE THE BEGINNING OESTRUS USING CAMERA EQUIPPED ARTIFICIAL INSEMINATION TOOL) Fahrul Brinaldi; Ginta Riady; Cut Nila Thasmi; Hafizuddin Hafizuddin; M Jalaluddin; Nurliana Nurliana
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.17744

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang terjadi pada peternak sapi di Indonesia adalah rendahnya produktifitas dan mutu genetik yang disebabkan oleh minimnya penggunaan teknologi dan kurangnya keterampilan peternak saat proses Inseminasi Buatan (IB). Metode rektovaginal yang umum digunakan dalam proses IB saat ini memiliki resiko kesalahan dalam penempatan deposisi semen pada organ reproduksi betina. Tujuan penelitian untuk mengetahui visualisasi dari os cervicalis external selama fase berahi sapi betina dengan menggunakan alat IB berkamera. Penelitian ini menggunakan 12 ekor sapi berumur 4-6 tahun yang disinkorinasi berahi dengan prostaglandin. Deteksi berahi dilakukan tiga kali yaitu pagi; siang dan sore dengan lama deteksi 30 menit. Penetapan berahi sampel sapi berdasarkan total skor tingkah laku berahi. Sapi betina berahi kemudian diperiksa dengan alat IB berkamera untuk mendapatkan visualisasi os cervicalis external.  Parameter yang diamati adalah visualisasi os cervicalis external dan kualitas lendir mukosa cervix  pada 0; 6 dan 12 jam setelah berahi. Hasil penelitian menunjukkan lendir mukosa cervix pada 8 ekor sapi saat pengamatan 0 dan 6 jam berahi tampak transparan. Sedangkan pengamatan pada 12 jam setelah berahi, 5 ekor sapi (63%) memperlihatkan lendir mukosa cervix transparan dan 3 ekor sapi (37%) memperlihatkan lendir mukosa cervix  kental. Dapat disimpulkan bahwa visualisasi os cervicalis external  umumnya memperlihatkan lendir mukosa cervix transparan pada 0; 6 dan 12 jam setelah berahi.                                         Kata kunci : Alat Inseminasi Buatan (IB) Berkamera, Visualisasi, Mukosa. ABSTRACT      Problems that occur in cattle breeders in Indonesia are low productivity and genetic quality which were associated with the lack of use of technology and lack of skills of farmers during the artificial insemination process. The rectovaginal method which is commonly used in artificial insemination today has a risk of error in the placement of semen deposition in the female reproductive organs. The purpose of the study was to determine the visualization of the os external cervical mucus during the oestrus phase of female cows using a camera- equipped artificial insemination tool. This study used 12 cows aged 4-6 years old which were synchronised using prostaglandin. Oestrus detection was performed thrice a day namely in the morning; noon and late afternoon; for thirty minutes, respectively. Determination of estrus status of samples based on the total scores of oestrous behavior. Parameters observed were visualization of the external cervical os and the quality of cervical mucus at 0; 6 and 12 hours after estrus. The results showed cervical mucus in 8 cows during observation at 0 and  6 hours after estrus looked transparent. Where as examination at 12 hours after oestrus,  cervical mucus were transparent and cloudy for 5 samples (63%) and for other 3 sampels (27%), respectively. It can be concluded that visualization of the os external cervical mucus of local cows generally showed  transparent at 0; 6 and 12 hours after oestrus.Key words : Artificial Insemination Tool, Visualization, Mucosa. 
DISTRIBUSI NYAMUK Aedes spp MENGGUNAKAN OVITRAP DI KOPELMA DARUSSALAM KECAMATAN SYIAH KUALA, BANDA ACEH (DISTRIBUTION OF Aedes spp FEAR IN KOPELMA DARUSSALAM OF SYIAH KUALA SUBDISTRICT BANDA ACEH) Aza Annisa Utami; Farida Athaillah; Muhammad Hanafiah
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.8412

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi nyamuk Aedes  spp dengan menggunakan ovitrap di Kopelma Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala  baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Penelitian ini menggunakan metode ovitrap yang dilakukan di lima dusun di Kopelma Darussalam Kecamatan Syiah Kuala yaitu:  Dusun Sederhana, Sektor Timur, Sektor Barat, Sektor Selatan, dan Sektor Utara. Hasil penelitian memperlihatkan total rata-rata jumlah telur nyamuk Aedes spp pada indoor dan outdoor di kelima dusun  tidak memperlihatkan perberbedaan yang nyata (P0,05). Tetapi  pada pengamatan terhadap rata-rata larva Aedes agypti pada indoor dan outdoor memperlihatkan perbedaan yang  nyata (P0,05). Sedangkan hasil pengamatan pada larva Aedes albopictus pada indoor dan outdoor juga tidak memperlihatkan perbedaan yang  nyata (P0,05). ABSTRACT            This study aims to determine distribution of Aedes spp using ovitrap in Kopelma Darussalam area, Syiah Kuala subdistrict both indoor (indoor) and outdoor (outdoor). The study was conducted in five sub-village in Kopelma Darussalam, Syiah Kuala district : Dusun Sederhana, Sektor Timur, Sektor Barat, Sektor Selatan, and Sektor Utara by using ovitrap method. The result showed that the total of  Aedes spp mosquito eggs on indoor and outdoor in the five hamlets did not show a significant difference (P 0.05). But on observation of mean Aedes aegypti larvae on indoor and outdoor spaces showed significant difference (P 0,05). While, observations on Aedes albopictus larvae in both indoor and outdoor spaces did not showed significant differences (P 0.05).
PENYIMPANGAN BOBOT BADAN SAPI ACEH JANTAN MENGGUNAKAN RUMUS LAMBOURNE TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL Utari Desya; M Hasan; Gholib Gholib; Nellita Mutia; Muhammad Hambal; Fadli A. Gani; Dian Masyitha
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.10748

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penyimpangan  bobot badan sapi aceh jantan yang diukur menggunakan rumus Lambourne dibandingkan dengan bobot aktual. Sampel yang digunakan yaitu 50 ekor sapi aceh jantan berumur 2-2,5 tahun di BPTU-HPT Indrapuri. Parameter yang diamati yaitu Panjang Badan (PB), Lingkar Dada (LD), dan Bobot Badan (BB). Pengukuran PB dilakukan dengan cara mengukur jarak antara ujung samping tulang bahu (tuberculum humeralis lateralis) sampai dengan ujung tulang duduk (tuberculum ischiadium) menggunakan tongkat ukur. Pengukuran LD dilakukan dengan melingkari rongga dada di belakang sendi tulang bahu (os scapula) menggunakan pita ukur. Pengukuran BB dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan timbangan ternak digital (BB) dan menggunakan rumus Lambourne. Besar persentase penyimpangan BB sapi aceh jantan menggunakan rumus Lambourne terhadap bobot badan aktual adalah 3,41% dan didapatkan persamaan regresi Y = -350,30 + 2,27x1 + 2,06x2.ABSTRACTThe aim of this study was to investigate the percentage of deviation of body weight estimation using a Lambourne formula had compared with real body weight in aceh bull. Samples of this study were 50 aceh bulls 2-2.5 years old in BPTU-HPT Indrapuri. Observed parameters were body length, chest circumference, and body weight. Body length was measured from the side of the shoulder bone (tuberculum humeralis lateralis) until sitting bone (tuberculum ischiadium) using measuring stick. Chest circumference was measured from the chest cavity behind the shoulder bone joint (os scapula) using a measurement tape. Measurement of body weight was carried out in two ways, first it was known from digital cattle scales (real body weight) and second it was calculated using a Lambourne formula. The percentage of deviation of body weight estimation using Lambourne formula had compared with aceh bull’s real body weight was 3.41% and the regression formula was Y = -350.30 + 2.27x1 + 2.06x2.

Page 1 of 1 | Total Record : 6